Deskripsi
Salah satu naskah Palembang yang menarik dan penting untuk diteliti ialah Faidh al-Ihsani (Limpahan Kebaikan), Keistimewaan dari Faidh al-Ihsani ini, merupakan hasil karya salah seorang tokoh ulama tanah air. Keutamaan lainnya yang lebih menarik dari naskah Faidh al-Ihsani adalah merupakan kitab manaqib atau riwayat hidup tentang Syaikh Abdus Samad al-Palimbani, yang sebelumnya kita ketahui bahwa mengenai riwayat hidup Syaikh Abdus Samad al-Palimbani yang beredar dan berkembang selama ini masih simpang siur, terdapat banyak sekali kekeliruannya terutama mengenai tahun kelahirannya, orang tua, pendidikan, karya dan seterusnya masih terdapat kekosongan dalam catatan sejarah hidupnya. Sebagaimana dimaklumi, Syaikh Abdus Samad al-Palimbani adalah seorang tokoh ulama besar kharismatik asal Palembang, sufi dan penulis terkenal di dunia internasional. Beliau dikenal sangat terpelajar, memiliki wawasan keilmuan yang mendalam dan luas. Saking luasnya pengetahuan keilmuannya, sehingga para murid dan tokoh ulama waktu itu menggelarinya dengar julukan “Lautan Tak Bertepi” (lihat dalam Faidh al-Ihsani: 52). Dua kitab maha karyanya, yakni Hidayat as-Salikin dan Sair as-Salikin umpamanya, sampai sekarang masih terus dibaca dan dikaji oleh kalangan masyarakat kita. Bahkan amaliah wirid dan zikir yang diajarkan oleh Syaikh Abdus Samad yang dikenal dengan Ratib Samman, hingga kinipun masih dilakukan dan menjadi adat tradisi masyarakat ‘wong kito’. Begitupun dengan pembacaan kitab manaqib gurunya Syaikh Muhammad Samman, masih pula dilakukan oleh masyarakat Palembang yang setidaknya dibaca setiap memperingati haul Syaikh Muhammad Samman, atau juga tradisi dalam adat syukuran “nojoo bulan” usia tujuh bulan kehamilan yang diawali dengan pembacaan kitab manaqib Syaikh Muhammad Samman (maco khol). Sedang dalam dunia internasional, nama Syaikh Abdus Samad al-Palimbani termaktub salahsatunya di dalam sebuah buku kamus bahasa Arab yang sangat terkenal yakni kamus al-Munjid. Selain itu, dalam jejaring matarantai sanad-sanad keilmuan para ulama dunia Islam, nama Syaikh Abdus Samad al-Palimbani terukir indah pula di berbagai kitab sanad yang populer, di antaranya karya musnid dunia Syaikh Muhammad Yasin al-Padani, karya Sayid Idrus bin Umar bin Idrus al-Habsyi, dan lainnya. Di tanah kelahirannya sendiri, nama besar Syaikh Abdus Samad al-Palimbani diabadikan oleh pemerintah menjadi nama sebuah jalan yang melintas di Kota Palembang.
Ulasan
Belum ada ulasan.