Deskripsi
Manusia memiliki banyak keterampilan yang telah dianugerahkan oleh Sang Pencipta, seperti yang secara eksplisit disebutkan dalam beberapa kitab suci. Keterampilan potensial ini harus digunakan semaksimal mungkin. Mengapa Anda tidak menggunakan akal budi Anda, melihat, merenung, bernalar, memanfaatkan kemampuan berpikir Anda, dan merenungkan banyak hal? Hal ini ditegaskan beberapa kali dalam Al-Qur’an. Sejalan dengan gagasan ini, Nabi Muhammad menggarisbawahi bahwa mereka yang ingin berkembang di dunia ini harus memiliki pengetahuan, mereka yang mencari kesuksesan di akhirat juga harus memiliki Pengetahuan, dan mereka yang menginginkan kesuksesan di dunia dan akhirat juga harus memiliki pengetahuan. Memperoleh ilmu pengetahuan sama seperti menemukan kembali mutiara berharga yang telah hilang, oleh karena itu, seseorang harus rajin mencarinya di mana pun ia ditemukan. Pernyataan ini disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Konsep yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad 1500 tahun yang lalu di Jazirah Arab inilah yang oleh UNESCO, badan PBB yang didedikasikan untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya, dinyatakan sebagai prinsip panduan pada paruh kedua abad ke-20, yang dikenal sebagai ‘pendidikan seumur hidup’ dan ‘pendidikan untuk semua’.
Konsep mengejar dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan pendekatan universal, humanis, dan komprehensif kemudian terpecah-pecah dan terbatas, yang mengakibatkan perpecahan dan kompartementalisasi umat Islam. Sementara beberapa individu hanya bergantung pada wahyu ilahi untuk mendapatkan arahan, yang lain hanya mengandalkan bukti-bukti yang diberikan oleh akal. Sementara yang lainnya didorong oleh naluri hati nurani. Pola pemikiran umat dikategorikan ke dalam tiga pola pikir yang berbeda: mentalitas burhani, yang dicirikan oleh penalaran logis dan filosofis; pola pikir bayani, yang difokuskan pada interpretasi normatif dan kitab suci; dan pola pikir ‘irfani, yang menekankan peran hati dan hati nurani. Setelah perpecahan tersebut, umat Islam, yang pernah menonjol sebagai budaya global, mengalami masa stagnasi dan kemunduran. Tidak diragukan lagi, warisan sejarah yang kaya dan pengalaman historis umat Islam harus menjadi prioritas bersama untuk mengalami kebangkitan.
Ulasan
Belum ada ulasan.